Senin, 03 Juli 2017

Membalikkan Telapak Tangan

Setahun sudah kepergianku dari tempat dimana aku dibesarkan.
dan aku kembali untuk beberapa saat.:-)
ada banyak faktor yang mebuatku pergi dari tempat ini. dan aku akan ceritakan semuanya disini.

waktu itu aku hanyalah seorang anak ketua RT, yang polos dan tidak banyak tahu dengan dunia luar. sebelum pada akhirnya jatuh cinta pada seorang gadis. ya seorang gadis kecil yang suka menangis, tapi kini Ia sudah punya senyum manis.

itu membuat ku sadar bahwa aku sudah mulai dewasa, sudah mulai mengenal arti cinta sesungguhnya.
ya setiap kehidupan tuhan selalu mengirimkan seorang atau bahkan lebih malaikat disekeliling kita.
begitupun denganku, aku punya seorang sahabat, yang selalu siap sedia disampingku tanpa mengeluh apapun kondisiku. Dia sudah seperti bagian mati dari hidupku, bermain bersama, belajar bersama, dan kini sama2 berjuang menaklukkan kerasnya kehidupan.

kami seperti kuatnya karang, seperti bintang yang melengkapi sinarnya bulan dan keindahan langit dimalam hari. saling melengkapi kekurangan satu sama lain. ya walaupun pada akhirnya harus berpisah karna cinta ataupun cita-cita. tapi hati selalu punya tempat untuk malaikat yg disebut sahabat ini.

jujur ku akui, aku orang yg pemalu, penakut, dan lebih menyukai kesepian daripada berada ditempat ramai.
aku juga orang yang suka bingung dan plinplan, haha terlalu banyak lagi kekuranganku yang harus kusebutkan, walaupun ada sebagian dari mereka yang mengatakan aku anak yang punya talenta alami dan hati yang bersih. mungkin itu adalah anugrah yang tuhan kirimkan untuk menutupi semua kelemahanku.

awalnya semua berjalan baik2 saja, aku yang sedang jatuh cinta dan mulai mendekati gadis pemik senyum manis itu. sebenarnya kami bukan 2 orang asing yang baru kenal, tapi sudah sejak kecil kami berteman, orang tua kamipun saling mengenal akrab. dia orang yang ceria, pemalu, juga manja. anak terakhir dari keluarganya, seorang wanita yang memang sudah pintar sejak sekolah dulu.

entah sejak kapan aku merasakannya, tapi belakangan ini aku terlalu sibuk memikirkannya. sungguh gila pikirku. belum pernah sebelumnya aku seperti ini pada seorang wanita, dan perasaan ku selalu aneh jika bertemu dengannya.

fikiranku mengatakan bahwa Dia adalah bahagiaku, sebelum pada masanya aku berfikir, apakah aku adalah bahagianya???

entahlah, aku hanya ingin mengikuti kata hatiku untuk pertama kalinya dalam hidupku.
sering aku meminta saran pada sahabatku, apa yang harus aku lakukan dengan perasaan gila ini?
dia selalu mengatakan, ungkapin jangan sampek jadi gila kau. haha :-D

aku pun mencoba langkah langkah yang diajarkannya, walaupun aku tahu dia belum pernah menyatakan ataupun mendekati seorang wanita, tapi karna dia yang paling mengenal aku, aku percaya padanya. seorang sahabat yang selalu aku percaya luar dan dalam, membenarkan disaat salah, mengisi disaat kosong, menemani disaat semua orang menjauh.

sejauh ini semua masih baik-baik saja. aku mendekatinya dengan baik, tapi ditengah jalan, masalah hadir dari orang yang juga aku percayai, dia meminjam KTP ku untuk membuat rekening yang selanjutnya digunakan untuk transaksi barang haram, dan bodohnya aku percaya saja dengan dalih rekening itu digunakan untuk bisnis barunya.

beberapa minggu setelahnya, beberapa aparat negara sudah berada di rumah, dan meminta sebuah keterangan yang aku pun tak tahu harus bagaimana menjawab. aku mulai berdalih dan berkeliat dari kasus imi, sampai pada malam harinya aku memutuskan pergi meningglkan rumah, dan berangkat bersembunyi ditempat yang sangat jauh menurutku.

aku menangis, saat membangunkan kedua orang tuaku, memohon maaf atas segala kebodohan yang dilakukan si impian kecil mereka ini. aku mencuci kaki mereka dengan air mata yang menetes terus tanpa henti, mereka yang selama ini sudah bersusah payah dengan upaya mereka, dan aku membuat malu mereka dengan aib yang akan kuterima dibelakang hari nanti. sungguh, seperti duniaku terbalik dalam sesaat.
meninggalkan rumah diam2 bukan cara baik yang aku tahu, namun ini terjadi begitu saja, entah sebuah kesalahan atau sebaliknya akupun tak tahu, karena yang pasti. aku merasakan sebuah ketakutan yang menghantuiku pada malam itu.

kutinggalkan surat untuk gadis pemilik senyum manis itu, kutitipkan pada seorang keponakanku, berisi permintaan maafku, dan agar dia tidak menilaiku sebelah mata dan tetap percaya padaku, saat ini aku memutuskan satu persatu kontak dikehidupanku, kecuali kontak dengan tuhan ku. aku percaya bahwa dia akan mengerti maksudku, dan dia tahu yang aku butuhkan, terbaik bagiku.

saat ini pun aku harus merelakan semuanya, dan berdo'a semoga semuanya baik2 saja.
tepukkan sahabat dibahuku, membuatku percaya. bahwa hati akan menyambungkan semua ikatan yang terputus, karena hati selalu punya kekuatan yang tak terduga. semoga!!!